PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN TULANG DAN
SENDI PADA SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
BAGI PESERTA
DIDIK KELAS VIII D SMP NEGERI 3 PULOSARI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Indah Palupi[i]
Abstrak : Penelitian
ini dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar IPA di tahun-tahun
pelajaran sebelumnya, terutama pada aspek ketrampilan mendeskripsikan sebuah
objek pengamatan. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses
pembelajaran, seberapa besar peningkatan keterampilan mendeskripsikan tulang
dan sendi, serta bagaimana perubahan sikap spiritual dan sikap sosial yang
terbentuk dengan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII D SMP N 3
Pulosari. PTK ini dilakukan dalam dua siklus. Keaktifan peserta didik selama
proses pembelajaran meningkat dan 100% sudah menunjukkan kriteria “Baik”.
Keterampilan peserta didik dalam mendeskripsikan sebuah objek juga meningkat
yaitu 100% sudah mencapai kriteria “B”. Kompetensi pengetahuan meningkat
sebesar 29,14% dengan nilai rata-rata mencapai 79,38, sikap spiritual dan sikap
sosial meningkat dan 100% peserta didik sudah menunjukkan sikap dengan kriteria
minimal “Baik”.
Kata kunci : mendeskripsikan
tulang dan sendi, pendekatan saintifik
INCREASING SKILL TO DESCRIBE BONES AND ARTICULATION OF
HUMAN MOVEMENT SYSTEM BY SCIENTIFIC APPROACH
FOR STUDENT 8th GRADE D SMP N 3 PULOSARI
SEMESTER I ACADEMIC YEAR 2014/205
Indah Palupi[ii]
Abstract: This reseach is
done based on the condition of lower rank achievement learning of IPA.
Especially at the skill aspect to describe reseach object. This reseach summary
is about how is the learning process, how much skill increasing to describe
bones adn articulations, how much achieve of knowledge competence, and how much
change of spiritual ann social behaviour of students 8th D SMP N 3
Pulosari academic year 2014/2015 using scientific approach.This CAR is done by
two cycles. Participation of students during learning process has increased up
to 100% and show it has reached “Good” criteria.The skill of students in
describing object has increased up to 100%. It reach minimum “B” grade. The knowledge
competence has increased 29,14 at the average grade. It reached up to 79,38.
The spiritual and social competence has increased up to 100%. It show that the
students has reach minimun at “Good” criteria.
Key Words : skill to
describe bones and articulation, scientific approach
A.
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA di
sekolah kami, SMP Negeri 3 Pulosari pada tahun-tahun sebelumnya belum
menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Hal ini terjadi karenan beberapa
faktor, diantaranya berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Pada
pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pulosari belum sepenuhnya menggali potensi
peserta didik. Pembelajaran IPA selama ini lebih menekankan pada aspek kognitif
saja. Peserta didik hanya dituntut kemampuannya untuk menyelesaikan atau
menjawab soal-soal dari pada memecahkan sebuah permasalahan
Ketrampilan mendeskripsikan
sebuah objek pengamatan merupakan bagian penting dari proses pencarian sebuah
pengetahuan. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengembangkan sikap
ilmiah seperti rasa ingin tahu, teliti, dan percaya diri sehingga mampu
menggali kemampuan berfikir kritisnya untuk mendapatkan sebuah konsep
pengetahuan. Selain itu pula melalui kegiatan mengidentifikasi sebuah objek
pengamatan, peserta didik tentunya dapat menggali informasi secara langsung
berdasarkan keadaan objek pengamatan yang sebenar-benarnya untuk memperoleh
pengetahuan baru yang selama ini sebagian besar pengetahuan didapat dari sumber
bacaan atau literatur.
Seiring diberlakukannya kurikulum 2013, maka ini
adalah moment yang tepat untuk memperbaiki sebuah proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran IPA. Pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada
pendekatan saintifik yang melibatkan ketrampilan proses seperti
mengamati,mengukur,mengidentifikasi,dan mengklasifikasikan. Hal ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi
dalam pembelajaran IPA, hanya saja ketrampilan proses seperti mengidentifikasi
objek pengamatan jarang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Ketrampilan peserta
didik dalam mendeskripsikan sebuah objek pengamatan masih rendah, karena belum
terbiasa mencari informasi melalui kegiatan pengamatan atau percobaan secara
langsung. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar IPA.
Pada pembelajaran IPA kelas VIII kurikulum 2013 terdapat materi tentang
struktur dan fungsi rangka pada tubuh manusia. Pada pembelajaran ini peserta
didik dituntut dapat mendeskripsikan dan mengelompokkan bentuk-bentuk tulang,
susunan tulang, dan persendian pada tubuh manusia. Namun kenyataannya prestasi
peserta didik belajar peserta didik pada materi ini di tahun pelajaran
sebelumnya belum cukup baik dan kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan
pembelajaran masih bersifat hafalan dan peserta didik tidak ditekankan pada
penerapan konsep secara langsung dengan objek.
Melihat kondisi
tersebut di tahun pelajaran sebelumnya, maka peneliti berupaya untuk menerapkan
pendekatan dan metode pembelajaran yang
tepat pada materi struktur dan fungsi rangka bagi tubuh manusia. Peneliti
mencoba menerapkan pendekatan Saintifik yang direkomendasikan pada penerapan
kurikulum 2013 dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsikan
tulang dan sendi bagi peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Pulosari sehingga
dapat meningkatkan pula pencapaian kompetensi sikap dan pengetahuan.
Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana proses pembelajaran IPA dengan
pendekatan saintifik; 2) bagaimana peningkatan keterampilan mendeskripsikan
tulang dan sendi dengan pendekatan
saintifik kelas VIII D SMP Negeri 3 Pulosari semester I tahun pelajaran
2014/2015; 3) seberapa besar pencapaian kompetensi pengatahuan; 4) bagaimana
perubahan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik kelas VIII D SMP
Negeri 3 Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015.
Tujuan penelitian
ini adalah : 1) mengetahui proses pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik;
2) meningkatkan keterampilan mendeskripsikan tulang dan sendi dengan pendekatan
saintifik pada peserta didik kelas VIII
D SMP Negeri 3 Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015; 3) mendeskkripsikan
pencapaian kompetensi pengetahuan mendeskripsikan tulang dan sendi pada peserta
didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Pulosari
semester I tahun pelajaran 2014/2015; 4) mendeskripsikan perubahan sikap
spiritual dan sikap sosial peserta didik dalam pembelajaran mendeskripsikan
tulang dan sendi dengan pendekatan saintifik.
B.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran IPA dalam
Kurikulum 2013
Diberlakukannya Kurikulum 2013 oleh pemerintah
diharapkan dapat menjadikan pembaruan dan perbaikan bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Kehadiran Kurikulum 2013 bukanlah untuk merubah total Kurikulum 2006
(KTSP), namun untuk melengkapi kekurangan yang belum ada di kurikulum KTSP.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menghasilkan produk pendidikan yang berkualitas
dan berkarakter sesuai dengan tuntutan jaman. Lahirnya Kurikulum 2013
diharapkan dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan
pembelajaran yang direkomendasikan pada pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan
saintifik ini melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati, mengukur,
meramalkan, mengklasifikasika, menalar, dsb. Pendekatan saintifik sebenarnya
bukanlah hal asing lagi dalam pembelajaran IPA, karena prinsip-prinsipnya sama
dengan metode ilmiah. Tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik
menurut Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas
lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dengan menerapkan tahapan-tahapan
pendekatan saintifik, peserta didik menjadi terbiasa mengembangkan kemampuan
berfikirnya untuk menemukan sendiri pengetahuannya sehingga menimbulkan
kepuasan tersendiri.
Semiawan (1992) menjelaskan bahwa pengembangan
keterampilan proses sains akan melatih peserta didik mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan nilai. Senada dengan pendapat tersebut Hamalik (2001) juga menyatakan
bahwa keterampilan proses sains dalam pembelajaran mengarah pada pengembangan kemampuan
fisik dan mental yang mendasar sebagai pendorong untuk mengembangkan kemampuan
yang lebih tinggi pada diri peserta didik. Kemudian Kemendikbud (2013)
menjelaskan keterlibatan keterampilan proses yang dimaksud seperti mengukur,
mengamati, mengelompokkan, meramalkan dan menyimpulkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan
pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses, termasuk meterampilan
mendeskripsikan sebuah objek. Keterampilan ini akan mendorong peserta didik
mampu menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengatahuan yang didapat dari
berbagai sumber belajar serta mampu mengembangkan perilaku atau sikap dari
proses mentalnya.
Sebuah penelitian
tindakan kelas oleh Mira Indriyani yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Saintifik
Siswa KelasV SD Swasta Sabilina Tembung T.P 2013-2014 menunjukkan keaktifan
siswa mencapai 91,68% dan untuk hasil belajar diperoleh rata-rata ketuntasan
sebesar 92,65%. Penelitian lain yang relevan oleh Insriyati
yang berjudul “ Peningkatan Ketrampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Pendekatan
Scientifik Berbantuan Media Gambar Pada Kelas IV SDN Ngagel 01 Kecamatan
Dukuhseti Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014” menunjukkan
peningkatan rata-rat ketrampilan menulis
aksara jawa yang mencakup keajegan tulisan, kerapian, dan bentuk tulisan.
Demikian juga dengan perubahan perilaku menunjukkan sikap antusias dan semangat
yang tinggi dan peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Kerangka Berfikir
Pendekatan saintifik dapat menumbuhkan
kepuasan tersendiri pada diri peserta didik sehingga menjadi aktif dalam
pembelajaran, karena melalui proses mentalalnya sendiri peserta didik berusaha
menemukan pengetahuan sendiri yang sebelumnya belum pernah diketahui. Melalui
kegiatan mendeskripsikan tulang-tulang penyusun rangka manusia, jenis-jenis
tulang dan persendian, memotivasi tumbuhnya sikap spiritual dan sosial seperti
mensyukuri dan memelihara ciptaan Tuhan, teliti dan rasa ingin tahu akan
susuatu.Sejalan dengan terbentuknya sikap, kemampuan berfikir kritis peserta
didik juga berkembang sehingga dapat dengan mudah memahami konsep.
Hipotesis Tindakan
Berdasrkan kerangka berfikir tersebut,
peneliti berasumsi bahwa : 1) pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik; 2) meningkatkan keterampilan mendeskripsikan sebuah objek; 3)
meningkatkan pencapaian kompetensi pengetahuan; 4) menumbuhkan perubahan sikap
spiritual dan sikap sosial pada diri peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3
Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015, yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 3
dan 9 september 2014, dan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 10 dan 16 september 2014.
Subjek penelitian ini adalah keterampilan
mendeskripsikan tulang dan sendi pada peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3
Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data dari penelitian ini
adalah : 1) peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 18
peserta didik perempuan.; 2) guru serumpun (IPA) sebagai observer.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes
dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan
dan keterampialn. Teknik non tes berupa pengamatan peneliti tentang sikap
spiritual dan sosial serta keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran
berlangsung serta dari data dokumentasi pembelajaran baik berbentuk foto maupun
video.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
deskripsi komparatif yaitu membandingkan temuan-temuan selama penelitian.
Kemudian data-data kuantitatif digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik sederhana.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah : 1) tercapainya
80% peserta didik aktif dalam pembelajaran; 2) tercapainya 80% nilai kompetensi ketrampilan peserta didik mencapai
KKM yaitu 70 atau ≥ 2,66; 3) tercapainya 80% nilai kompetensi pengetahuan peserta
didik yang mencapai KKM yaitu “B”; dan 4) tercapainya
85% nilai sikap spirituan dan sikap sosial peserta didik dengan kriteria minimal “Baik”
Prosedur penelitian
siklus I kegiatan pembelajaran dimulai dari appersepsi, motivasi, menyampaikan
tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilakuakan, dan
menyampaikan tentang penilaian kegiatan pembelajaran.
Pada pelaksanaan
pembelajaran, dimulai dengan : 1) peserta didik mengelompok; 2) peserta didik
melakukan pengamatan terhadap objek (torso) dan mendeskripsikan ciri-ciri yang
ada; 3)mendiskusikan tentang deskripsi objek pengamatan (tulang); 4) peserta
didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok; 5) tiap kelompok mengkomunikasikan
hasil diskusi dalam bentuk laporan tertuli dan mempresentasikannya di depan
kelas; 6) guru memberi umpan balik; 7) guru memberikan post tes; dan 8)
refleksi pembelajaran.
Siklus II merupakan
perbaikan dari temuan-temuan yang dijumpai pada siklus I. Sebagai langkah
perbaikan pada kegiatan pembelajaran di siklus II pemaparan laporan hasil
kegiatan dilakukan secara acak yaitu dengan undian, sehingga memungkinkan
setiap kelompok untuk siap dan aktif dalam diskusi klasikal. Selain intu setiap
peserta didik diwajibkan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dalam
lembaran-lembaran kertas kecil untuk dibacakan ketika pelaksanaan diskusi
kelas.
D.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Hasil
Penelitian Siklus I
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang ada,
peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang mengacu pada Buku Siswa dan Buku Guru Kurikulum 2013.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 dan 9
september 2014, ini merupakan awal penelitian untuk memperbaiki proses
pembelajaran di tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas
oleh guru mapel IPA yang melibatkan rekan sejawat sebagai observer dalam
pelaksanaan tindakan sekaligus sebagai kolaborator. Pelaksanaan dilakukan
sesuai prosedur yang telah dijabarkan dalam Bab III. Pada akhir kegiatan
dilakukan post tes untuk mengukur keberhasilan tindakan siklus I
Keaktifan peserta
didik selama pembelajaran meningkat dan menunjukkan kriteria “Baik”. Keaktifan peserta didik yang diamati meliputi aktivitas kerja kelompok dan
aktivitas berdiskusi. Berdasarkan pengamatan observer, diperoleh hasil
sebagaimana di visiualisasikan oleh grafik 1 berikut ini :
Grafik 1. Analisis Keaftifan Pesrta Didik Siklus I
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan sebanyak 22
peserta didik menunjukkan kriteria “Baik”, 6 peserta didik menunjukkan kriteria
keaktifan yang “sangat baik” serta 3 peserta didik yang menunjukkan kriteria
keaktifan “Cukup”. Sementara itu, hasil pencapaian kompetensi keterampilan
mendeskripsikan tulang/rangka manusia dapat di lihat pada grafik 2.
Grafik 2. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi
Keterampilan Siklus I
Visualisasi grafik tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan peserta didik dalam mendeskripsikan tulang pada sistem gerak
manusia sebanyak 26 peserta didik mendapat nilai “B”, 3 pesrta didik mendapat
nilai A- dan 2 peserta didik mendapat nilai “C”. Hasil pencapaian sikap
spiritual peserta didik dapat dilihat pada grafik 3.
Grafik 3. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi Sikap Spiritual Silkus I
Berdasarkan grafik tersebut menggambarkan pencapaian
sikap spiritual peserta didik menunjukkan sebanyak 20 peserta didik menunjukkan
sikap spiritual “sangat baik” dan 11 peserta didik menunjukkan sikap spiritual
yan “baik”. Sementara itu pencapaian kompetensi sikap sosial selama
pembelajaran dapat dilihat pada grafik 4.
Grafik 4. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi Sikap
Sosial Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menggambarkan pencapaian
sikap sosial peserta didik sebesar 18 peserta didik menunjukkan sikap sosial
dengan kriteria “baik” dan 13 peserta didik menunjukkan kriteria sikap sosial
“sangat baik”. Sikap sosial tersebut adalah rasa ingin tahu dan teliti. Adapun
pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Siklus I
No
|
Kriteria
|
Prestasi Belajar
Siklus I
|
1
|
Nilai Tertinggi
|
100
|
2
|
Nilai Terendah
|
40
|
3
|
Tuntas
|
21
|
4
|
Tidak Tuntas
|
10
|
5
|
Rata-rata nilai post test
|
70,65/2,83
|
6
|
Prosentase Ketuntasan (%)
|
67,74%
|
Berdasarkan analisis pencapaian hasil kompetensi
pengetahuan, menunjukkan sebanyak 21 peserta didik yang tuntas belajar dan
mencapai KKM dan sebanyak 10 peserta didik yang belum mencapai KKM. Dengan
rata-rata nilai sebesar 70,65 dengan persentase ketuntasan 67,74%.
Refleksi Siklus I
Refleksi pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada
pelaksanaan siklus I dijumpai beberapa kekurangan yang dapat digunakan sebagai
rujukan parbaikan pada siklus berikutnya . Kekurangan tersebut antara lain : 1)
sebanyak 3 peserta didik masih pasif selama pembelajaran; 2) beberapa peserta
didik masih belum mahir dalam keterampilan mendeskripsikan objek (tulang); dan
3) pencapaian kompetensi pengetahuan masih belum mencapai ketuntasan yang
diharapkan yaitu 80% peserta didik mencapai KKM. Kelebihan pembelajaran siklus
I adalah : 1) adanya peningkatan keterampilan peserta didik peserta didik dalam
mendeskripsikan objek; 2) tumbuhnya sikap spiritual yang baik; 3) tumbuhnya
rasa ingin tahu, dan teliti selama praktik; dan 3) pencapaian kompetensi
pengetahuan peserta didik mencapai KKM yaitu 70,65.
Hasil Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I,
peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, selanjutnya
menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menacu pada buku Siswa Kurikulum 2013,
yang di dalamnya memuat materi tentang persendian.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini pada tanggal 10 dan
16 september 2014, ini merupakan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki
proses pembelajaran di siklus I. Kegiatan ini dilakukan di kelas oleh guru
mapel IPA yang juga melibatkan rekan sejawat sebagai observer dalam pelaksanaan
tindakan sekaligus sebagai kolaborator.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah dijabarkan dalam bab III. Pada akhir kegiatan dilaksanakan
post tes untuk mengukur keberhasilan tindakan siklus II. Keaktifan peserta didik selama pembelajaran di
siklus IImeningkat dan menunjukkan kriteria “Baik”. Keaktifan peserta didik yang diamati meliputi aktivitas kerja kelompok dan
aktivitas berdiskusi. Berdasarkan pengamatan observer, diperoleh hasil sebagaimana
di visiualisasikan oleh grafik 5 berikut ini :
Grafik 5. Analisis Keaftifan Pesrta
Didik Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, keaktifan
peserta didik mengalami peningkatan yaitu sebanyak 12 peserta didik menunjukkan
kektifan “sangat baik” dan 20 peserta didik menunjukkan kriteria “baik”.Adapun
hasil pencapaian kompetensi keterampilan mendeskripsikan persendian juga
mengalami peningkatan sebagaimana digambarkn oleh grafik 6.
Grafik 6. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi
Keterampilan Siklus II
Visualisasi grafik tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan peserta didik dalam mendeskripsikan sendi pada sistem gerak manusia sebanyak 7 peserta
didik mendapat nilai “A”, 20 pesrta didik mendapat nilai A- dan 5 peserta didik
mendapat nilai “B”. Sementara itu hasil pencapaian sikap spiritual peserta
didik dapat dilihat pada grafik 7.
Grafik 7. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi Sikap Spiritual Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menggambarkan pencapaian
sikap spiritual peserta didik menunjukkan sebanyak 22 peserta didik menunjukkan
sikap spiritual “sangat baik” dan 10 peserta didik menunjukkan sikap spiritual
yan “baik”. Adapun pencapaian kompetensi sikap sosial selama pembelajaran dapat
dilihat pada grafik 8
Grafik 8. Analisis Hasil Pencapaian Kompetensi Sikap
Sosial Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menggambarkan pencapaian
sikap sosial peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan, sebesar 21
peserta didik menunjukkan sikap sosial dengan kriteria “sangat baik” dan 11 peserta
didik menunjukkan kriteria sikap sosial “baik”. Sikap sosial tersebut adalah
rasa ingin tahu dan teliti. Adapun pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Analisis Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Siklus II
No
|
Kriteria
|
Prestasi Belajar
Siklus II
|
1
|
Nilai Tertinggi
|
100
|
2
|
Nilai Terendah
|
70
|
3
|
Tuntas
|
31
|
4
|
Tidak Tuntas
|
1
|
5
|
Rata-rata nilai post test
|
79,38/3,18
|
6
|
Prosentase Ketuntasan (%)
|
96,88%
|
Berdasarkan analisis pencapaian hasil kompetensi
pengetahuan mengalami peningkatan dan lebih baik dari pencapaian di siklus I,
sebanyak 31 peserta didik yang tuntas belajar dan mencapai KKM dan hanya 1
peserta didik yang belum mencapai KKM. Dengan rata-rata nilai sebesar 79,38
dengan persentase ketuntasan 96,88%.
Refleksi Siklus II
Refleksi pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada
pelaksanaan siklus II adalah : 1) adanya peningkatan keaktifan peserta didik
selama pembelajaran; 2) adanya peningkatan pencapaian kompetensi keterampilan
mendeskripsikan objek; 3) perubahan sikap spiritual peserta didik meningkat; 4)
perubahan sikap sosial peserta didik juga mengalami peningkatan; dan 4)
pencapaian kompetensi pengetahuan sudah mencapai KKM dan rata-rata nilai
pengetahuan mengalami peningkatan.
Pembahansan
Pembelajaran IPA dengan pendekatan
saintifik di kelas VIII D SMP Negeri 3 Pulosari pada materi sistem gerak
manusia menunjukkan hasil pada seluruh aspek penilaian yaitu sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Sependapat dengan penelitian tindakan
kelas oleh Mira Indriyani yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Saintifik Siswa
KelasV SD Swasta Sabilina Tembung T.P 2013-2014 menunjukkan keaktifan siswa
mencapai 91,68% dan untuk hasil belajar diperoleh rata-rata ketuntasan sebesar
92,65%. Meningkatnya keaktifan peserta didik selama pembelajaran disebabkan
karena pembelajaran lebih menarik dan lebih kontekstual.
Pendekatan saintifik dapat mendorong peserta didik
melalui kegiatan meneliti sebuah objek, dapat mendeskripsikan kondisi objek
secara keseluruhan. Pencapaian kompetensi keterampilan peserta didik meningkat
dan 100% peserta didik sudah mendapatkan nilai keterampilan minimal
“B”.Meningkatnya ketercapaian komepetensi keterampilan ini karena berhubungan
dengan pembelajaran yang lebih kontekstual dan tidak sekedar hafalan.
Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat menemukan
dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui proses mentalnya. Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik juga memotivasi peserta didik untuk menjadi seorang
peneliti handal karana langkah-langkahnya merupakan langkah-langkah metode
ilmiah. Sejalan dengan peningkatan keterampilan kualitas sikap spiritual dan
sikap sosial peserta didik juga mengalami peningkatan. Meningkatnya kualitas
sikap spiritual dan sikap sosial selama pembelajaran berpengaruh terhadap
peningkatan pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik, yaitu rata-rata
nilai pengetahuan mencapai 79, 38 dan sebanyak 96,88% peserta didik mencapai
KKM yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pencapaian semua kompetensi, maka
keempat hipotesis dapat diterima, yaitu pembelajaran IPA dengan pendekatan
saintifik dapat meningkatka pencapaian kompetensi keterampilan, sikap, dan
pengetahuan pada materi tulang dan sendi peserta didik kelas VIII D SMP Negeri
3 Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015.
PENUTUP
Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kompetensi mendekripsikan tulang
dan sendi. Dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang konsep sistem
gerak manusia yaitu dengan ditandai peningkatan sebesar 29,14% dari 67,74%
menjadi 96,88% dengan rata-rata nilai mencapai 79,38%. Meningkatkan kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3
Pulosari semester I tahun pelajaran 2014/2015.
Saran
Untuke mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran, dilaksanakan saran-saran sebagai berikut : 1) kepala sekolah
selalu memotivasi guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif; 2) guru
agar meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran dan menerapkan
pendekatan saintifik; dan 3) sekolah sebagai tempat penyelenggara pendidikan
menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai bagi peserta didik sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2002. Prosedur
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Insriyati. 2014. Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Ketrampilan Menulis Aksara Jawa
Menggunakan Pendekatan Scientific Berbantuan Media Gambar Pada Kela IV SD N
Ngagel 01 Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran
2013/2014.Semarang: Jurnal Metodika Provinsi Jawa Tengah
Indriyani,Mira. 2013.“Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Saintifik Siswa
Kelas V SD Swasta salsabila Tembung Tahun Pelajaran 2013/2014” .
diglib.unimed.ac.id
Puskur Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa : 2009. Pedoman Sekolah. Kemdikbud
Kemendikbud. 2013. Aktualisasi Kurikulum 2013.jurnal PELANGI.Jakarta
Semiawan, Coony R. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
BIODATA PESERTA
LOMBA ARTIKEL HASIL PTK TINGKAT JAWA TENGAH
TAHUN 2015
TAHUN 2015
NAMA : INDAH PALUPI, S.Si
NIP : 197607192009012003
PANGKAT/GOL :
Penata Muda Tk I / III b
NUPTK : 3051754656300003
UNIT
KERJA :
SMP N 3 PULOSARI – KAB. PEMALANG
JUDUL ARTIKEL :
“PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENDESKRIPSIKAN TULANG DAN SENDIPADA SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIII D SMP NEGERI 3 PULOSARI TAHUN PELAJARAN
2014/2015”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar